14:33
0
Orang yang menerangkan kondisi ummat Islam tidaklah seperti yang diucapkan oleh Nabi saw ketika menggambarkan keadaan kaum muslimin. Sedangkan semua ummat lain yang kuat telah mengerumuni mengepung mereka dengan sains, organisasi, seni, tindakan, tolong-menolong, dan senjata. Merampas kerajaan mereka, melumpuhkan pemerintahan mereka, dan menguras kekayaan mereka.

Beliau bersabda,

"Hampir tiba masanya ummat-ummat lain akan memperebutkan kamu sebagaimana orang-orang lapar memperebutkan hidangan." Lalu bertanya seseorang, "Apakah kareha kita sedikit saat itu?' Beliau menjawab, "Bahkan pada saat itu adahh banyak,tetapi hanya buih sebagaimana buih air bah. Allah benar-benar akan mencabut rasa takut kepada kamu dari dada musuh-musuhmu, dan akan mencampakkan ke da/am hati kamu penyakit Al-wahn!" Bertanyalah seseorang, "Hai rasul Allah, apa al-wahn itu?” Beliau menjawab, "Cinta dunia dan takut mati!"[1]

Benarlah Nabi Allah, karena negara-negara ini telah memperebutkan dengan baia tentaranya. Dengan segala aliran dan kebudayaan lalu menguasai jiwa, fikiran, negara dan kekayaan kita. Mereka bekerja keras untuk memecah belah persatuan kita, bersungguh-sungguh dalam mengupayakan runtuhnya moral kita dan menghapuskan tata nilai kita. Sehingga kita beranjak dari kebenaraan kepada kebahtilan, menyimpang dari jalan lurus ke jalan yang salah. Pindah sedemikian jauh dari kebaikan kepada kehidupan seperti buih, dari hidup bahagia kepada hidup celaka Sebagaimana diterangkan oleh Allah ta'ala dengan firmannya,

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit..."

Kaum muslimin dewasa ini hidup dalam kehidupan yang sempit, dengan segala arti yang sempit. Sehingga kita hidup seperti orang jompo yang ketinggalan zaman. Namun demikian kita saksikan banyak kaum muslimin yang sangat mencintai dunia dan membenci mati.

Kita sekarang ini sedang dalam perjalanan membicarakan kondisi dan situasi yang mengelilingi gerakan-gerakan Islam. Sehingga klta menemukan faktor, sebab-sebab dan persiapan-persiapan yang menghantarkan kepada keunggulannya. Hal itu akan besar pcngaruhnya dalam menentukan cara hidup dan mencetak watak dengan cetakan sendiri.

Dari segi politik dan ekonomi, maka penjajah kafir itu telah menguasai seluruh rumah kaum muslimin. Mereka seakan begitu besar wibawanya dan memandang remeh kepada Dunia Islam dalam memecah belah kekuatan dan merampas kekayaannya. Di samping mengguncang aqidahnya dan menyebarkan kerusakan moral di dalamnya' Yaitu pada saat lemahnya Pemcrintahan Islami dan tidak mampu bangkit kembali membela dirinya, atau mengamankan penjagaan tanah aimya.

Pada saat ini seluruh Negara Imperialis sepakat untuk membagi-bagi wilayah Islam dengan mempergunakan kekuat-an dan memperlihatkan otot untuk merebut tanah serta meng-hancurkan agama dari satu segi. Melampiaskan dendam perang Salib yang disucikan bagi para pendeta terhadap Islam dan pemeluknya. Dari segi lain, karena ketakutan gereja atas kedau-latan rohaninya yang bertumpuk pada kebodohan kebanyakan dari orang-orang Barat tentang agama. Sebagai hasil penelitian para Orientalis Eropa ke pesantren-pesantren Islam tentang agama Islam. Gerakan Ilmiyah Islam dan kemajuan Islam, de-ngan segala penghormatan, penghargaan dan sikap ilmiyah mereka serta ketaatan kepada para agamawan berikut ajaran-ajaran gereja.

Maka terwujudlah bagi penjajah apa yang dikehendaki. Memperiuas kekuasaannya, mengulurkan tangan kekuatannya ke Negeri Islam. Baratpun mengulurkan tangannya untuk men-jarah kekayaan kaum Muslimin. Kekayaan yang dapat menun-jang kepesatan dan kcmajuan Eropa supaya mencapai puncak keagungan dalam kemajuan di atas bangsa- bangsa yang miskin lagi terbelakang.

Baiklah kalau sekiranya hanya berhenti pada batas celaan dan rekayasa ini. Tetapi bahkan melangkah kepada tipu daya yang lebih besar dan lebih hebat yang menjadikan lebih pintar untuk mengekalkan dominasinya di dacrah jajahan. Bahkan memungkinkannya hidup di sana dengan aman seraya menjamin terwujudnya semua sasaran dan keserakahannya. Telah dimaklumi bahwa keberadaannya di tanah jajahan adalah bersifat sementara. Mengingat bahwa Bumi Islam sebelumnya telah jatuh ke tangan bangsa Tar Tar dan kaum Salib yang lebih kuat serta lebih brutal dari pada mereka. Maka mulailah para penjajah memikirkan cara untuk mewujudkan keinginannya dan men-jamin kekuasaanya setelah nantinya kcluar dari negcri- negeri jajahan. Tidak ada baginya kecuall satu jalan, satu saja bukan lainnya. Yaitu menyusup kc dalam keyakinan manusia, meng-ubah aqidah-aqidah Islam, menjelakkan tujuan mereka, me-rusak moral mereka, dan membangkitkan keragu-raguan atas kebenaran kerasulan. Demikian itu dapatlah orang Mukmin dilepaskan dari imannya dan dikeluarkan dari lingkaran aqidah dan dari tindakan menuju pengaruh Risia yang menakutkan. Sebagian ulama telah menafsirkan kehidupan sempit itu dengan siksa kubur.

Kami tekankan kepada angkatan muda bahwa Barat telah sukses pada satu langkah. Maka umat Islam ditimpa bencana, yakni lentumya aqidah dan syari'ah yang menyebabkannya kehilangan kesadaran. Selain itu juga ditimpa racun propaganda yang membinasakan, dan hanyut pada pikiran-pikiran yang menyimpang tanpa mercnungkan pcrsoalannya atau menem-patkannya pada tempat yang tepat.

Dari segi kebudayaan dan sastra, Barat telah mdetakkan program busuk. Dengan mempergunakan berbagai sarana canggih untuk memsak pengajaran, pemikiran dan kebudayaan. Menampilkan planningnya dalam rangka meruntuhkan nilai-nilai agama, bahasa, sejarah dan memperburuk citra guru yang mengajarkan materi-materi agama. Nferendahkan kepri-badiannya di depan rekan-rekannya yang mcngajar bahasa asing (Bahasa Imperialisme). Maka buah rekayasa ini adalah lenyapnya madarasah-madrasah, pesantren-pesantren dan per-guruan tinggi yang khusus mengajarkan ilmu-ilmu tcrsebut. Menurunnya jumlah pengajar dan pelajar serta tidak tersisa untuk para penuntut ilmu selain madrasah-madrasah Ibtidaiyah yang menampung para penuntut ilmu agama sejak masa kanak-kanaknya. Maka diajarkannya Al-Qur'an dan dasar-dasar ilmu agama. Kemudian pindah kepada halaqoh-halaqoh pengajian di masid-masjid atau menghadap para ulama.

Tampaknya keterbelakangan dalam bidang ini merata di scluruh masyarakat Islam. Maka Al-Ustadz An-Nadawi[2] telah melukiskan kondisi ini yang sebaiknya kita stir di sini. Beliau berkata:

"Dan tidaklah stagnasi kemacetan ilmiyah dan kelesuan intelektual itu terbatas di Turki dan tokoh-tokoh ilmiahnya saja, tetapi Dunia Islam di Barat dan Timur semuanya dilanda kegersangan ilmiah dan kegiatan berfikir semu. Kaum muslimin telah dihinggapi kelelahan dan kelemahan, serta dikuasai kan-tuk. Kiranya abad kesembilan adalah akhir dari abad kegiatan, penciptaan dan penemuan dalam bidang ilmu sastra dan puisi. Sedangkan abad kesepuluh adalah permulaan abad kepadam-an, ikut-ikutan dan penjiplakan. Sehingga kita tidak mene-mukan dalam kitab-kitab terjemahan yang disusun pada za-man-zaman terakhir orang yang digelari cendekiawan, atau spesialis, atau paling sedikit peneliti. Atau yang mendapatkan suatu penemuan baru dalam salah satu bidang ilmu. Atau mem-berikan suatu tambahan yang baik dalam masalah ilmiah (bila kita minta fatwa kepada sebagian tokoh di ujung-ujung Dunia Islam). Demikian juga kelompok-kelompok pengajian, halaqah-halaqah ta'lim telah ditinggalkan oleh kitab-kitab para ulama dan digantikan kitab-kitab ulama mutakhir yang keletihan. Kitab-kitab yang dipenuhi dengan keterangan pinggir, catatan-catatan dan ringkasan-ringkasan, dan tulisan-tulisan yang pe-nyusunnya sangat pelit dengan kertas dan sengaja memper-gunakan kata-kata kabur serta tak jelas artinya. Semua itu menunjukkan kebangkrutan intelektual dan ilmiah yang me-landa alam Islami yang menyusup dalam rongga tubuhnya".

Cukup sampai bidang ini, sedang di bidang lain di sana terdapat sekolah-sekolah dasar yang mengikuti metode Salibis Barat. Di sana mengajarkan setiap penunjang Imperialis Barat dan pembantu-pembantunya[3] dalam tubuh sebagian kaum muslimin.

Persurat kabaran, buku-buku, gedung-gedung bioskop, panggung-panggung sandiwara, radio. Semuanya menggiring ke arah pemikiran dan pandangan barat serta memperlihatkan kekejian pada kenyataan- kenyataan yang dibawah ini:

1.      Menumbuhkan generasi putra-putri kaum muslimin yang dididik dengan pendidikan tertentu yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Barat. Agar mereka mendekati cara berfikir dan bertingkah laku ala orang-orang Eropa.

2.      Memperburuk citra Islam dan menyimpangkan pengertian-nya. Sehingga tampak sesuai dengan pemikiran Barat atau mendekatinya.

3.      Teori-teori pemikiran itu adalah perusak dalam lapangan pendidikan, kemasyarakatan, keagamaan, perekonomian dan keilmuan.

Orang-orang Nasrani di bawah naungan pemerintahan Utsmaniyah telah memainkan peranan menonjol dalam menawarkan teori-teori ini. Yaitu dengan surat kabar dan majalah-majalah yang mereka miliki dengan mengatas namakan ilmu, kemajuan dan kebebasan.

Sebagai tambahan saya katakan bahwa kaum muslimin telah meninggalkan pintu-pintu ilmu dan menyia-nyiakan wak-tu mereka dalam masalah ilmu Kalam, falsafah, logika dan debat intelektual yang mandul. Sedangkan musuh mereka menempuh jalan dalam setiap lapangan di samping lapangan kebudayaan dan kesusastraan. Hngga tingkat perbedaannya mencapal suatu titik jarak yang jauh dalam beberapa tahun yang kita tak mampu menempuhnya sekarang ini sampai beberapa abad.

Dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan, maka debu-debu hitam telah meliputi agama dan umat ditimpa penyakit yang ganas. Keyakinan atas ke-Esaan Tuhan telah me-nyandang selimut khurafat, tahayyul, dan berkulitkan tasawuf. Sehingga citra Islam temoda, tercabut tanda-tanda kebesaran-Nya. Bagi sebagian besar manusia ibadat hanyalah satu jenis khayalan. Sedangkan dansa, tari-tarian dan do'a-do'a dari orang-orang bodoh, adalah agama bagi perasaan kebanyakan orang. Tanpa jiwa, tanpa dinamika! Kebanyakan manusia tunduk kepada kekuasaan thoghut tanpa menyisakan untuk agama ataupun hati nurani. Yang paling tragis adalah sarana untuk mencapai sukses dalam kehidupan ini adalah dengan jalan mem-bersihkan diri di kuburan-kuburan, bcrtawasul dengan para wali, mengunjungi anak-anak angkat tuhan yang dianggap dapat menyelamatkan, menolong, memberikan manfaat dan men-datangkan madhorat.

Di bidang lain telah sempit pula jalan kaum muslimin, pengangguran merata, produktifitas kecil. Sejalan dengan itu pencurian merajalela, pembunuhan dan perampokan mengha-langi anda untuk melawan gerombolan durjana. Para pencuri cerdik yang menguras segala milik kaum muslimin bagaikan anjing-anjing rakus untuk menghabiskan apa saja yang ada di depan atau di belakang mereka.

"Benar, sesungguhnya ncgeri-negeri ini telah kehabisan segala kebaikan dalam pergaulan bangsa-bangsa Tinriur, yang tak ada taranya di waktu sebelumnya sampaipun di antara bala tentara Timur yang paling biadab pada masa lampau".[4]

Inilah bukti nyata, orang-orang Barat teiah berhasil men-sortir dan menepis sekdompok kaum muslimin yang berbusana, bemama dan berbahasa Islam. Sedang dalam jiwa mereka terpendam rasa dendam dan dengki. Dalam kalbu mereka bercokol kelancangan dan kekufuran. Sebagian kaum muslimin diperalat Barat untuk meraih kepentingannya dan mereka menerima pertolongan Barat untuk mempersempit putra-putri bangsanya sendiri serta memperiemah ikatan Islam (Ikatan Aqidah). Sebagian akibatnya adalah terpecah belahnya dunia Islam dalam segala-galanya. Dalam aqidah, ibadah, wala', perwalian dan ke-pemimpinan. Bahkan bisa mengubah arah sebagian besar putra-putra Islam sehingga rusak fitroh kemumian mereka dan menyimpang konsepsi mereka terhapus identitas keislamannya. Maka terjadilah pcrselisihan-perselisihan madzhab yang menyebabkan suburnya pertumbuhan golongan Islam, kelompok-kelompok parsial dan perpecahan kaum muslimin. Baik itu menurut kebangsaan, daerah maupun kesamaan sejarah. Hal ini terjadi pada sebagian besar negara-negara Islam, dan masih terus berlangsung.

Hasilnya bahwa manusia dewasa ini (di Timur Islam) hidupnya bagaikan buih. Sebagaimana yang diterangkan oleh Rasululloh saw. sedangkan kehidupan orang asing sebaliknya. Beliau bersabda,

"Islam itu bermula asing dan akan kembali asing seba-gaimana semula".[5]

Maha Benar Allah dengan firman-Nya,

"Maka datanglah sesudah mereka suatu generasi yang mewarisi Al-Kitab ( Taurat ), yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini dan berkata: "Kami akan diberi ampun". Dan kelak bila datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu, niscaya mereka akan mengambilnya juga. Bukankah perjanjian Al-Kitab sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar padahal mereka telah mempelajari yang tersebut di dalamnya ? Dan kampung akhirat itu lebih balk bagi mereka yang bertaqwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?” (QS: AI-A'raf: 169).
Sunnah Yang Terus Berlaku

Allah Yang Maha Luhur berfirman,

'Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah keadaan jiwa mereka" (QS. Ar-Ra'd: 11).

Adalah hak setiap orang Islam menanyakan sebab kemunduran kaum muslimin. Mengapa masyarakat Islam mundur? Apa rahasia ketertinggalan ini? Dan apa unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk masyarakat teladan tersedia?

Al-Qur'an adalah Al-Qur'an, belum pemah berubah, dan dia di depan kaum muslimin.

As-Sunnah adalah As-sunnah dan dia terjaga kesucian, kebenarannya dan teruraikan.

Sejarah hidup beliau saw berkesinambungan disampaikan kepada kita oleh orang yang paling lengket dan paling dekat dengan beliau. Sehingga terbayang bagi pembacanya bahwa beliau saw hidup di antara kita.

Tipu daya, makar dan rekayasa Yahudi serta percobaan berulang kali untuk meraih kaum muslimin sama juga dahulu sampai sekarang. Juga kerja rutin kaum munafiqin belum berubah sedikitpun dari dahulu sampai hari ini.

Kemudan bahwa faktor penentu keberhasilan dakwah zaman sekarang ini adalah terletak pada kebenaran dakwah. Penemuan-penemuan ilmiah dan media informasi yang mungkin dipergunakan untuk pelayanan agama.

Saya katakan: Jawaban dari ketertinggalan ini dapat kita lihat sepintas dari celah-celah studi kita tentang masyarakat Islam pada pemunculan pertama. Dengan melukiskan gambaran yang jelas tentang pribadi muslim dan masyarakat muslim yang akan nampak kepada kita jawaban yang terang. Begitu juga sebab-sebab yang langsung tentang fitnah yang jauh dari kondisi kita sekarang dan keadaan yang harus kita capai.

"Hai manusia katakanlah, Tidak ada ilah selain Allah, tentu kamu bahagia".

Dengan seruan abadi ini, dari desa yang ditaqdirkan Allah terletak di tengah-tengah padang pasir. Manusia mendengar suara Muhammad saw menyeru untuk beriman kepada Ailah Yang Maha Tunggal. Meninggalkan hawa nafsu, berhala, meng-ingkari thoghut dan membebaskan diri dari tahayul palsu serta kepalsuan-kepalsuan yang betebaran.

Dengan seruan abadi ini, Muhamrnad saw mendatangi kaum Baitil Haram. Lalu mengajarkan kepada mereka tentang Tuhan yang tidak mereka ketahui tentang hakekat dan ketuhanan-Nya. Sedang mereka mempersekutukannya dengan tuhan-tuhan lain, baik dalam bentuk keyakinan, peribadatan ataupun dalam bentuk pengangkatan pemegang hukum dan ketaatan kepadanya.

Maka mengertilah manusia tentang hakekat dari kalimat ini. Mereka mengerti tentang arti ibadat, qadla dan qadar, hakckat zuhud, tawakal kepada Allah, pengertian dunia dan akhirat. Cara memakmurkan bumi, hakekat jihad pada jalan Allah, dan lain-lain tentang hakekat Islam serta pengertian-pengertiannya.

Generasi pertama melihat pada pribadi Rosulullah saw. tentang kejujuran, keterpercayaan dan kekonsekwenan beliau dengan ajaran yang beliau serukan.

Maka saling terjalinlah antara masyarakat baru dengan agama baru itu. Sedang mereka meninjau kcjahiliyahan dari kejauhan. Maka sadarlah bahwa mereka dihadapkan kepada kepentingan yang agung, dan bahwa Allah tclah memilih mereka untuk memimpin kemanusiaan dan mengawasinya. Berfirman Allah Ta'ala:

"Dan demikianlah Aku telah menjadikan kamu ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan supaya Rasul menjadi saksi atas perbuatan kamu."(QS. Al-Baqarah: 143).

"Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf mencegah    dari yang munkar dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran 110)

Kita mengetahui bahwa sesungguhnya ayat itu adalah paling jelas. Maka di sini kita kemukakan gambaran pribadi muslim pada masa kejayaannya yang pertama. Allah Ta'ala bcrfirman,

" Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. ". (QS. Al-Faath: 29)

Manusia membaca atau mendengar pribadi-pribadi yang bisa mengungguli lainnya dalam hal ketangkasan perang, politik maupun pcndidikan atau yang lain.

Manusia melihat para teladan hidup dalam pribadi yang dijadikan contoh paling menakjubkan. Entah itu tentang kezuhudan, kesabaran, keadilan atau pembebasan diri dari dominasi syahwat, atau keluar dari sebagian adat istiadat, atau mengungguli taghut dan sebagainya. Sejarah manusia telah dihiasi dengan oranag-orang semacam mereka itu.

Tctapi sejarah Islam menampilkan contoh yang paling menakjubkan. Teriihat pada pribadi Muhammad saw dan orang-orang yang menyertai beliau dan telah menghimpun seluruh scgi dalam kepribadian yang utuh. Mencakup kezuhudan kerohanian, takut kepada Allah dan taqwa, kesabaran, keberanian dalam kebcnaran, keterpercayaan dan kejujuran, kasih sayang dan menepati janji. Ilmu pengetahuan dan keadilan, pembebasan diri dari taghut-taghut dan dari setiap kekuasaan selain kekuasaan Ilahi. Hanya kepada Allah saja curahan hati mcreka! Bagaimana mercka mengabdi kepada Rabb mereka, belajar dari nabi me-reka, bersaudara, saling tolong menolong, saling memberi nase-hat, dan membangun pemerintahan Islam yang pertama. Scmua pandangan kedacrahan yang sempit serta perbedaan kelas dan kasta yang tercela larut di dalamnya. Semua gelombang kejahiliyahan hancur di atas batu karang cinta kasih dalam ridha Allah dan benci karena Allah.

Itulah rahasia aqidah Islamiyah yang diserukan seluruh para nabi.

"Hai kaumku, mengabdilah kepada Allah, tiada tuhan bagi kamu sekalian selain-Nya".

Sambutan hangat terhadap perintah Allah, dengan meng-ikhlaskan pengabdian kepada Allah. Maka naiklah derajat umat Islam ke puncak tingkat ketinggian di segala lapangan kehidup-annya. Mereka unggul dalam hai aqidah, fikiran-fikiran, teori-teori, moral, akhlaknya, dan kemajuan tatanan hidupnya. Se-hingga dunia menyaksikannya dengan mata terbelalak lalu berte-riak dengan kata-kata, "Alangkah sempurnanya kedamaian dalam masyarakat ini! Alngkah kokohnya pilar-pilar kesalehan dan takut kepada Allah dalam kalbu penghuninya! Alangkah me-ratanya penampilan kejujuran dan keimanan di dalamnya! Alangkah bersih keadilannya! Alangkah jauhnya perbedaan ke-las di dalamnya! Alangkah jelasnya persamaan dan persau-daraannya! Sucinya kehidupan ekonomi dari kesulitan-kcsulit-an, ikatan-ikatan dan kckuarangan-kekurangan! Alangkah indahnya kehidupan kemasyarakatan di dalamnya dan alangkah sucinya dari noda-noda moralitas!" [6]

Dan alangkah indahnya sifat warganya yang dilukiskan oleh Allah Ta'ala.

"Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran: 110)

Semua manusia mengetahui rahasia ketertinggalan kaum muslimin dewasa ini sewaktu menimbangnya dengan standar Islam. Islam tclah mcnetapkan bahwa kemajuan dan kemun-duran itu tentu ada syarat-syaratnya. Sedangkan syarat-syarat ini adalah barometer yang benar untuk kemajuan dan kemunduran umat. Inilah sebagian dari problema yang rasional. Dalil harus dapat dibuktikan. Demikian juga kemajuan atau perubahan ini dari kerusakan menjadi kebaikan. Semuanya harus ada amar ma'ruf nahi munkar dan tak ada penyekutuan dengan Allah. Dengan bcgitu pertolongan Allah Ta'ala pasti akan tampil menghadapinya. Allah Ta'ala berfirman,

"Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia” Syarat untuk menjadi ummat terbaik adalah,  menyuruh kepada yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imran: 110)

Berfirman pula Allah Ta'ala,

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.(QS. An-Nur:55)

Allah Ta'ala berfirman pula,

"Jika kamu menolong (agama) Allah", dan hasilnya adahh: "Pasti Dia akan menolong kamu". (QS. Mu-hammad: 7)

Firman Allah Ta'ala,

"Sesunguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum". dan syaratnya adalah, "Sehingga mereka mengubah keadaan jiwa mereka". (QS. Ar-Ro'd 11)

Itulah sunatullah, undang-undang Allah yang berlaku pada hamba-hamba-Nya sampai hari pembalasan. Semua itu adalah awal perjalanan dalam proses perubahan. Maka kalau metode ini tidak digunakan dan manusia berpaling, wajiblah berlaku atas mereka firman dari Al-Haq yang Maha Suci lagi Maha Luhur,

"Dan jikahu kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, dan mereka ini tidak seperti kamu". (QS. Muhammad.- 38)

[1] Hadits ini Shohih diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam As- Sunan, dan oleh Al-Baihaki dalam Dailu An-Nubuwwah, dari Haditsnya Tsauban ra.
[2] Abu Ai-Hasan An-Nadawi dalam kitab beliau yang lurus, Apakah Kerugian Dunia Dengan Kemunduran Kaum Muslimin? hal. 151, 152. Darul Kitabil Arabi cetakan keenam, 1385 H. Beirut.
[3] Seperti Sa'id Basya di Mesir lihat kitab Sejarah Mesir Pada Zaman Pemerintahan Ismail, oleh Ilyas Al-Alyubi halaman 84. cetakan Daad Kuttub Al-Mishriyah, Kairo 1923 M.
[4] Hadhlrul 'Alamil Islami. Tufisan Lothrop Stodard (Amerika) disalin ke dalam bahasa Arab oleh 'Ajjaj Muwaihidl-Darul Rkri Uth-Thaba'ah Wan Nasyri Jilid 2 bagian 4 hal. 12.
[5] Hadits Shahih dan banyak riwayatnya, antara lain riwayat ini.
[6] Al-lslam dan AI-Yaum karangan Abu A'la Al-Maududi, hal. 16 cetakan 21 Darul Qalam, Kuwait
Next
This is the most recent post.
Older Post

0 komentar:

Post a Comment